Mar 6, 2009


Ya Rasulullah..
Ingin sekali diri ini bersua denganmu..
Ku hayati sirah agungmu..
Bertafakur aku sendirian..
Menginsafi diri..

Dirimu..
Membawa rahmat ke alam ini..
Utusan al-Khaliq penyampai wahyu..
Qudwah hasanah seluruh umat
Menggalas amanah dariNya..

Ya Rasulullah..
Walau dirimu telah lama meninggalkan kami..
Namun 2 perkara yang engkau wasiatkan
masih di sisi..
Al-quran sebagai pegangan
Sunnahmu menjadi ikutan

Ya Rasulullah..
Sesekali hati ini resah
Memikirkan keadaan umat di akhir zaman ini
Ada yang semakin jauh dan tenggelam
Dengan keseronokan dunia..
Perpecahan ummah kian ketara..
Musuh-musuh Islam semakin mara..

Ya Allah..
Tetapkan kami dalam agamaMu
Thabatkan kami dalam perjuangan
Menegakkan Islam tercinta..
Tautkankanlah hati-hati ini
Untuk bersama hingga akhirnya..

Ya Rasulullah..
Moga kita kan bersua di sana kelak..
Amin..

Allahumma Salli 'ala Muhammad
Wa'ala aali Muhammad

~ SALAM MAULIDURRASUL ~







Mar 2, 2009

:: EMANSIPASI WANITA~~

Sejarah Hitam Penindasan Terhadap Wanita Dengan Nama “Emansipasi Wanita”

Sejarah penindasan terhadap wanita muslim berawal dari negeri Kan’an, Mesir, ketika penguasa Mesir pada waktu itu Muhammad Ali Basya mengadakan program penghantaran mahasiswa-mahasiswa muslim ke Prancis. Di antara mereka yang dihantar adalah Rif’at Rafi’ Ath-Thahthawi (w. 1290 M). Dialah orang yang pertama kali mewujudkan propaganda terhadap emansipasi wanita ini setelah beliau pulang dari Prancis. Kemudian, bermulalah gerakan setan ini di seluruh pelusuk dunia.


Negara yang pertama memperkenalkan gerakan emansipasi wanita ini ialah Mesir. Ketika itu ramai orang terpengaruh dengan pemikiran Rif’at ini yang kebanyakan mereka adalah para intelektual muslim hasil didikan Barat dan orang Nashrani, diantaranya adalah:

  • Markus Fahmi, dalam bukunya Al-Mar’atu fi Asy-Syarqi (Wanita Timur).
  • Ahmad Luthfi As-Sayyid orang pertama yang membawa wanita-wanita Mesir ikut serta belajar di perguruan tinggi dan mencampur baurkan mereka dengan kaum lelaki dengan menanggalkan busana muslimahnya. Dan ini sejarah pertama yang tercatat di Mesir dan mendapat dukungan dari Thaha Husain
  • Qasim Amin, orang kedua setelah Rif’at yang menjadi propagandis terkenal dalam gerakan emansipasi wanita. Dia menulis buku yang terkenal Tahriirul Mar’at (Emansipasi Wanita). Yang banyak mendapat kecaman daripada para ulama baik di Mesir, Syam dan Iraq dan dia dihukumi murtad oleh mereka. Akan tetapi tidak lama kemudian dia menulis buku lagi yang berjudul Al-Mar’atu Al-Jadiidatu (Wanita Modern), maksudnya adalah: mengubah wanita muslimah kepada wanita Eropah.
  • Ratu Naziliy Abdurrahman Shabriy, seorang muslimah yang telah murtad dan telah menganut agama Kristen. Dia merupakan salah satu pendukung kuat gerakan “Emansipasi Wanita” .
  • Huda Sya’rawi, pemimpin gerakan wanita di Kairo yang meneruskan Emansipasi Wanita pada tahun 1337 M. Dan kongres mereka yang pertama kali dilangsungkan di gereja Al-Marqashiyah di Mesir tahun 1338 M. Huda Asy-Sya’rawi adalah wanita muslimah Mesir pertama kali yang menanggalkan hijab.

Mereka semua ini saling bantu-membantu memperjuangkan gerakan iblis ini untuk mengaburi wanita-wanita muslimah dengan menggunakan surat khabar, yang merupakan saluran utama yang paling efektif untuk menyebarkan gerakan ini. Maka muncullah surat khabar dengan nama “Majalah As-Sufur (Majalah Pornografi)” pada tahun 1318 M, yang isinya tidak lain merosak wanita muslimah melalui perkara-perkara berikut:

  1. Menampilkan gambar-gambar wanita seksi.
  2. Pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan.
  3. Fahaman sesat tentang “Wanita adalah pasangan lelaki” maksudnya wanita itu sama dengan lelaki dalam semua hal.
  4. Mempersendakan Islam kerana ajaran Islam menyatakan lelaki adalah pemimpin bagi wanita.
  5. Menampilkan busana ala Barat dan model kolam renang bagi wanita.
  6. Menampilkan gambar-gambar wanita seksi di tempat-tempat hiburan, kafe, bar dan lain-lain lagi.
  7. Menampilkan filem-filem porno yang merosak kehormatan wanita.
  8. Menyanjung bintang filem, penyanyi, artis dan seumpamanya.

Kemudian gerakan ini dengan cepat telah tersebar ke seluruh negara-negara Islam sehingga dikeluarkanlah undang-undang tentang pelarangan hijab di berbagai Negara, antara lain:

Di Turki, pada tahun 1456 M Mushthafa Kemal At-Tatruk mengeluarkan undang-undang tentang pelarangan hijab. Kemudian pada tahun 1348 M wujudnya undang-undang baru buatan Swiss yang diberi nama UU Konvensional New Castle yang melarang poligami bagi lelaki muslim. Sejak saat itulah wanita muslimah Turki sudah tidak ada bezanya lagi dengan wanita Swiss, mereka tidak malu-malu lagi memakai busana Barat yang menampakkan aurat mereka, Wal’iyadzu Billah.

Di Iran, pada tahun 1344 M Ridha Bahlawi telah mengeluarkan undang-undang pelarangan hijab bagi wanita Iran.

Di Afghanistan, Muhammad Aman juga mengeluarkan undang-undang yang sama. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ahmad Zogho di Albania.

Dan di Tunis pada tahun 1421 M Abu Ruqaibah mengeluarkan undang-undang tentang larangan hijab dan poligami. Dan barang siapa yang melanggar akan dikenakan hukuman penjara selama setahun atau dikenakan denda. Di samping itu dia juga mengeluarkan beberapa undang-undang lain yang isinya menentang syariat Islam seperti: Undang-undang yang memberikan kebebasan penuh kepada wanita jika telah berusia 20 tahun untuk memilih pasangan hidupnya tanpa persetujuan dari kedua orang tuanya, dan juga undang-undang yang isinya hukuman bagi orang yang menikahi dua orang wanita secara halal dan membebaskan bagi mereka yang menikahi 10 orang wanita secara haram. Di samping itu, terdapat juga papan-papan tanda di jalanan, di mana di setiap lapangan ada dua buah papan, yang satu menggambarkan sebuah keluarga yang memakai busana islami dengan tanda (x) dan yang satu menggambarkan sebuah keluarga yang memakai pakaian ala barat dengan tanda (v) di bawahnya tertulis “Jadilah kalian seperti mereka”.

Selain Abu Ruqaibah, Ath-Thahir Al-Haddad juga menyebarkan gerakan setan ini di Tunisia dia telah menulis sebuah kitab yang berjudul “Imroatuna fi Asy-Syari’ah wal Mujtama’ (Wanita Kita dalam pandangan Syari’at dan Masyarakat)” bagi menyebarkan gerakan emansipasi wanita sehingga dua orang mufti dari madzhab Maliki menghukuminya murtad keluar dari agama. Selanjutnya dia dan hasil penulisannya dipulaukan sehingga akhir hayatnya pada tahun 1353 M. Dia meninggal dalam keadaan yang sangat memalukan dan tidak ada seorangpun yang menghantar jenazahnya selain keluarga dan beberapa temannya saja. Dia termasuk orang yang gemar musik, suka pergi ke kafe dan bar serta menganut fahaman sosialis.

Di Ira’ gerakan “Emansipasi Wanita” dibawa oleh Az-Zahawiy dan Ar-Rashafiy sebagaimana yang disebutkan dalam kitab “Peristiwa-peristiwa politik dari sejarah Ira’ yang baru” halaman 91-143.

Di Aljazair keadaannya lebih parah lagi sebagaimana dalam kitab At-Targhib fi Al-Fikri wa As-Siyasah wa Al-Iqtishad (Westernisasi dalam bidang Pemikiran, Politik dan Ekonomi) halaman 133-139 disebutkan sebuah kisah yang memilukan, iaitu: pada tanggal 13 Mei 1958 M pemerintah memerintahkan seorang khatib Jumaat menyampaikan khutbah tentang larangan berhijab pada semua wanita Islam. Maka khatib melaksanakannya, dan setelah selesai solat, salah seorang wanita Aljazair berdiri memegang mikrofon mengajak teman-temannya untuk membuka hijab, lalu dia membuka hijabnya dan diikuti oleh wanita-wanita lain. Dan kejadian serupa juga terjadi di beberapa kota di Aljazair bahkan di ibu kota Aljazair sendiri.

Di Morocco dan Syam serta keempat-empat Negara yang termasuk di dalamnya: Libanon, Suria, Yordania dan Palestina gerakan “Emansipasi Wanita” juga berkembang pesat. Buku pertama kali yang muncul di Syam berkenaan dengan masalah ini ditulis tahun 1347 M -10 tahun setelah meninggalnya Qasim Amin- oleh Nadzirah Zainuddin dengan judul As-Sufur dan Al-Hijab yang diberi kata pengantar oleh ‘Ali ‘Abdurrazaq penulis buku “Islam wa Ushulul Hukm” buku rujukan utama bagi kaum sekuler yang di Mesir sendiri mendapat tantangan keras dari para ulama.

Di India dan Pakistan, gerakan “Emansipasi Wanita” dengan kedua sayapnya “Kebebasan & Persamaan (Gender)” mulai muncul pada tahun 1370 M dengan diterjemahkannya kitab Qasim Amin “Tahrirul Mar’at” ke dalam bahasa Urdu. Lalu diikuti dengan berbagai tulisan di media cetak. Ini semua tercantum secara lengkap dalam buku “Pengaruh Pemikiran Barat Terhadap Kerusakan Masyarakat Muslim di Semenanjung India” karangan Khadim Husain hal. 182-195.

Ini sejarah singkat tentang gerakan iblis dengan nama “Emansipasi Wanita” yang telah banyak memakan korbannya dari kalangan wanita muslimah di berbagai belahan dunia Islam.

Kisah yang Memilukan

a. Kisah Pertama: ketika Sa’ad Zaghlul pulang dari Inggris -dengan membawa pemikiran sesatnya untuk merusak Islam dari dalam- untuk menyambut kedatangannya di bandara dibuatlah dua panggung, satu khusus untuk laki-laki dan yang lain untuk wanita dengan memakai hijab. Begitu Sa’ad Zaghlul turun dari pesawat, dia langsung menuju panggung khusus wanita dan disambut langsung oleh Huda Sya’rawi yang pada waktu itu memakai hijab agar dilepas oleh Sa’ad. Lalu Sa’ad pun melepaskan hijab dari Huda yang diikuti serentak oleh wanita-wanita yang hadir pada saat itu dengan bersorak-sorai.

b. Kisah Kedua: Shafiyah bintu Mushthafa Fahmi, isteri Sa’ad Zaghlul yang setelah menikah dengannya dia mengganti namanya menjadi Shafiyah Hanim Sa’ad Zaghlul, dengan menisbahkan dirinya sebagai istri ke nama suaminya sebagaimana kebiasaan wanita-wanita barat setelah mereka menikah. Pada sebuah demonstrasi wanita yang berlangsung di depan istana Nil, dia melepas hijab yang diikuti secara serentak oleh para wanita yang lain. Kemudian mereka menginjak-injaknya dan membakarnya bersama-sama. Oleh karena itu lapangan tempat terjadinya peristiwa tersebut dengan nama “Maidan At-Tahrir “ (Lapangan Kebebasan).

Apa Isi Dan Akibat Buruk Dari Gerakan Iblis “Emansipasi Wanita” Ini ?

Gerakan “Emansipasi Wanita (Tahrirul Mar’ah)” ini terdiri dari dua pokok masalah:

1. Kebebasan Wanita (Hurriyatul Mar’ah)

  • Mengajak wanita untuk melepas hijab, lambang kehormatan mereka dan menghilangkan rasa malu dari diri mereka. Sehingga banyak negara islam yang mengeluarkan undang-undang larangan hijab bagi kaum muslimah, memberikan sanksi kepada mereka yang memakai hijab dengan hukuman satu tahun penjara atau denda atau mengintimidasi mereka yang berhijab, seperti yang terjadi di Turki, Tunisia, Iran, Afghanistan, Albania, Somalia dan Aljazair.
  • Menawarkan mode dan berpakaian ala barat dengan bantuan mass media baik cetak maupun elektronik. Sehingga banyak kita jumpai wanita-wanita muslimah yang memiliki kesibukan dan hobby baru yaitu membaca dan mengikuti perkembangan mode dan busana ala barat.

2. Persamaan antara Wanita dan Pria (Gender/Al-Musaawatu Bainal Mar’ati Wa Ar-Rajul)

  • Mengajak wanita untuk keluar rumah untuk bersama-sama kaum lelaki bekerja di segala bidang kehidupan.
  • Gerakan ini membawa beberapa pemikiran yang kesemuanya merusak wanita muslimah dan mencabik-cabik kehormatannya. Banyak sekali dampak negatif dari gerakan ini, diantaranya:
    • Merebaknya gambar-gambar porno dan tayangan-tayangan yang tidak senonoh dan melanggar norma-norma masyarakat dan agama.
    • Menyebarnya perzinaan dan praktek-praktek prostitusi di masyarakat dan tidak jarang diantaranya yang dilegalkan. Dan lebih parahnya lagi munculnya kaum homo dan lesbian yang dahulu sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat islam.
    • Tuntutan kuat untuk membatalkan hukum islam dalam masalah hudud terutama yang berkenaan dengan masalah zina.
    • Munculnya praktek-praktek medis yang melanggar syar’i sebagai dampak dari perzinaan seperti: aborsi, munculnya alat-alat baru untuk mencegah kehamilan, anjuran untuk KB, adanya bayi tabung, sewa rahim perempuan lain dll.
    • Munculnya undang-undang yang bertentangan dengan syariat Islam seperti: larangan poligami, perempuan juga memiliki hak untuk menceraikan suaminya, perempuan yang sudah dewasa usia 20 tahun bebas memilih pasangan hidupnya sendiri meskipun tanpa izin orang tua atau walinya, perempuan memiliki hak waris yang sama dengan laki-laki dll.
    • Timbulnya berbagai macam penyakit masyarakat seperti: banyaknya anak-anak terlantar akibat perzinaan, menyebarnya kenakalan remaja akibat salah urus karena orang tua mereka sibuk dengan karier dan pekerjaan, munculnya penyakit-penyakit kelamin yang sampai sekarang susah dicarikan obatnya, munculnya perselingkuhan di kalangan keluarga, naiknya angka perceraian, meningkatnya jumlah perawan-perawan tua karena perzinaan dll.
    • Hilangnya rasa malu dari diri wanita muslimah dan tumbuhnya rasa kurang PD dengan busana Islami yang dianjurkan agama Islam.

Template by:
Free Blog Templates